Pemuda

Pemuda

Kamis, 13 Januari 2011

Nasionalisme Asia - Afrika

Terjadinya Revolusi Perancis, Revolusi Industri dan Perang Kemerdekaan telah berakibat berkembangnya paham-paham baru di Eropa dan Amerika pada abad ke-19. paham nasionalisme, liberalisme, sosialisme dan demokrasi. Untuk bangsa Asia dan Afrika munculnya paham nasionalisme sangat mempengaruhi bentuk perlawanan rakyat dalam menentang dominasi asing. Tujuan dari perlawanan nasional di Asia Afrika adalah menghancurkan pemerintah kolonial barat, menghentikan eksploitasi terhadap bidang perekonomian serta membangun negara nasional yang demokratis.
Faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya nasionalisme di Asia Afrika adalah sebagai berikut :
  1. Pandangan dari Joseph Ernest Renan mengenai bahwa keinginan bangsa untuk hidup bersama didorong oleh rasa kesetiakawanan yang agung. Pandangan dari Otto Bauer mengenai munculnya persamaan karakter dari satu kelompok manusia karena persamaan nasib pandangan mengenai sekelompok manusia yang tinggal didaerah yang sama akan memiliki semangat kebangsaan.
  2. Kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905 di Manchuria. Peristiwa ini telah menghilangkan rasa rendah diri dalam bangsa Asia Afrika dan melahirkan kepercayaan bahwa bangsa Asia Afrika dapat mengalahkan bangsa Barat.
  3. Perang Dunia I (1914 – 1918). Peristiwa ini mengakibatkan bangsa Eropa memusatkan perhatiannya pada daratan Eropa yang menjadi medan pertempuran sehingga bangsa Asia Afrika memiliki peluang untuk menuntut kemerdekaan dan membebaskan diri dari cengkraman penjajah.
  4. Revolusi Rusia tahun 1917. Peristiwa ini meningkatkan lahirnya gerakan anti penjajahan dan anti kapitalisme serta berkembangnya Sosialis Komunis.
  5. Krisis ekonomi 1929. Negara-negara kolonial berusaha mengingkatkan pengurasan bahan-bahan mentah terhadap daerah-daerah koloni sebagai daerah produsen dan bahan baku. Pemerasan ini menimbulkan perlawanan yang lebih radikal.
  6. Pada akhir Perang Dunia II muncul Piagam Atlantik yang menjadi acuan perjuangangan hak-hak asas manusia didunia terutama negara-negara terjajah untuk memperjuangkan perjuangan nasional.
Pelaksanaan Nasionalisme di Asia Afrika adalah sebagai berikut :
1. Nasionalisme Jepang
Politik isolasi yang dilaksanakan pemerintah Shogun sejak abad 17 tidak dapat menghindarkan Jepang dari ambisi Amerika Serikat untuk membuka pelabuhan-pelabuhan di Jepang untuk bangsa asing. Dengan masuknya bangsa asing melalui pelabuhan Shimoda, Hakkodate, Kobe, Tokyo, Osaka, Niigata, Yokohama, menyebabkan munculnya gerakan anti Shogun yang berhasil menurunkan Shogun. Sehingga kendali pemerintahan kembali berada ditangan kaisar. Saat Jepang dipimpin oleh Kaisar Meiji terjadi pembaharuan dalam bidang pemerintahan, pendidikan, ekonomi dan militer. Jepang kemudian berkembang menjadi negara imperialis di Asia yang berhasil menguasai negara lain.
2. Nasionalisme China.
Politik isolasi juga diterapkan China yang kemudian berhasil dibuka oleh Inggris melalui perang Candu yang mengakibatkan China harus menyerahkan wilayah Hongkong dan membuka pelabuhan-pelabuhan untuk bangsa Barat.
Akibat penindasan bangsa Barat di China muncul pemberontakan dipelopori oleh Dr. Sun Yat Sen yang meletus  di Wu Cang pada tanggal 10 Oktober 1911 dan terkenal sebagai Revolusi Double Ten.

3. Nasionalisme India. 
Gerakan nasionalisme di India diawali dengan pemberontakan pasukan Sepoy yang menentang Inggris pada tahun 1857. Pemberontakan Sepoy kemudian diikuti bermunculannya organisasi-organisasi nasional  seperti All Indian National Congres, Rama Khrisna, Brahma Samaj, dengan tujuan menentang imperialisme yang dilakukan oleh Inggris. Tokoh terkenal diantaranya Nehru dan Mahatma Gandhi dengan dasar perjuangan yaitu Ahimsa, Hartal, Satya Graha, dan Swadesi.
4. Nasionalisme Turki
Kerajaan Turki Usmani pada abad ke-16 merupakan kerajaan besar yang sangat disegani baik diwilayah Afrika, Asia maupun Eropa. Tetapi kerajaan besar ini pada abad ke-19 dijuluki The Sick man of Europe, hal ini disebabkan sultan-sultan yang bersifat besar dan kuat tidak ada lagi. Tentara Janisari yang diandalkan berubah menjadi pengacau kerajaan. Sehingga  wilayah-wilayah yang semula dikuasai Turki Usmani satu persatu melepaskan diri dan menjadi negara yang merdeka. Keadaan ini menimbulkan semangat nasionalisme dikalangan tokoh-tokoh muda untuk mengadakan pembaharuan disegala bidang. Dalam perkembangannya, nasionalisme tokoh muda melahirkan Gerakan Turki Muda.
Ketika berlangsung Perang Dunia II, Turki memihak blok sentral sehingga berada dalam pihak yang kalah. Berdasarkan hasil perjanjian Sevres, Turki harus menyerahkan kekuasaannya kepada Sekutu. Akan tetapi  para pemimpin Turki Muda tidak mau menyerah. Pada  tahun 1919 meletus Revolusi Turki Muda yang  berhasil merebut kekuasaan dari Sultan Hamid II pada tahun 1923. Sejak keberhasilan tersebut Kesultanan Turki di hapuskan dan berubah menjadi republik Turki yang diproklamasikan pada tanggal 29 Oktober 1923. Presiden pertama adalah Mustafa Kemal Pasha yang mendapat gelar Mustafa Kemal Ataturk (bapak bangsa Turki) karena berjasa dalam mengadakan pembaharuan di segala  bidang.

5. Nasionalisme Mesir
Sejak terusan Suez dibuka tahun 1869, negara-negara Eropa terutama Inggris, Perancis saling berlomba memperebutkan pengaruhnya di Mesir. Pengaruh kekuasaan Inggris di Mesir  semakin kuat sejak tahun 1875. pada waktu itu raja muda Ismail menjual sebagian besar saham Terusan Suez milik Mesir kepada Inggris. Akibat kebijakan Inggris dan Perancis yang turut campur tangan dalam pemerintahan rakyat Mesir merasa dirugikan sehingga menimbulkan gerakan nasionalisme untuk menentang imperialisme barat yang ditandai dengan munculnya pemberontakan Arabi Pasha.
Mesir memperoleh kemerdekaan pada tahun 1922. Saat Mesir diperintah Gamal Abdul Naser. Inggris harus meninggalkan Terusan Suez pada tanggal 9 Oktober 1954. Setelah Inggris meninggalkan  Mesir, Gamal Abdul Naser berniat memakmurkan negara dengan cara membangun  bendungan Aswan. Untuk keperluan itu pada tahun 1956, Gamal Abdul Nasser berusaha menasionalisasi Terusan Suez.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar